Rabu, 16 Januari 2013

JAN : JUST READ !



Graphology

Dua ribu lima ratus tahun yang lalu, Confucius mengatakan "Hati-hati terhadap orang yang menulis seperti rumput yang tertiup angin!"
Pernyataan tersebut ribuan tahun kemudian setelah analisa tangan telah menjadi science/ilmu pengetahuan melalui penelitian adalah benar.
Harvard sendiri menyatakan grafo sebagai ilmu atau graphology setelah peneliti mereka terutama psikolog ternama seperti Binet dan Allport melakukan penelitian. Mulai dari sample berjumlah 10.000 sampai 100.000 bahkan ahli ini meneliti di bawah mikroskop. Sampailah mereka pada kesimpulan bahwa grafologi valid dengan akurasi tinggi.
Kembali pada penyataan Confucius, siapakah mereka yang menulis seperti rumput yang tertiup angin? Tulisan tangan mereka ini kemiringan menulisnya tidak konsisten: ada yang miring ke kanan, ada yang ke kiri, ada juga bercampur dengan tulisan yang tegak. (Perhatikan gambar di atas)
Bila campuran kemiringan tersebut ekstreme maka penulisnya terindikasi kepribadian ganda.
Bila ringan saja, maka kontrol emotional penulisnya sangat lemah dan moody. Di satu saat penulis ini baik sekali, di detik lain mudah meledak marahnya.

Anda memiliki kemiringan tulisan tangan yang campur aduk?
Sumber : www.YosandyLipSan.com
=====================================================================



KISAH UANG Rp.1000 DAN Rp.100.000

Uang kertas Rp.1000 dan Rp.100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama di cetak serta diedarkan oleh Bank Indonesia. Secara kasat mata mereka memang tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Secara bersamaan mereka dibuat, keluar dan beredar di tengah-tengah masyarakat melalui Bank Indonesia.
Beberapa bulan kemudian, secara tidak sengaja mereka bertemu di salah satu dompet seorang anak muda. Kemudian, terjadilah percakapan diantara mereka,
Rp.100.000 bertanya kepada Rp.1000. “Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau?!”.
Lalu di jawab oleh uang Rp.1000, “Karena, setelah aku keluar dari Bank, aku langsung berada di tangan orang-orang bawahan. Dari tukang becak, tukang ojek, tukang parkir, penjual sayur, penjual ikan, bahkan sampai di tangan pengemis”.
Lalu uang Rp.1000 bertanya kembali kepada Rp.100.000. “Kenapa kamu masih tampak kelihatan seperti masih baru, rapi dan bersih??”.
Di jawab oleh uang Rp.100.000. “Karena begitu aku keluar dari bank, aku langsung di sambut wanita-wanita cantik, dan aku beredar di mall, restoran mahal, atau hotel berbintang. Keberadaanku sangatlah di jaga dan terkadang jarang keluar dari dalam dompet”.
Lalu uang Rp.1000 bertanya lagi, “Pernahkah kamu mampir di tempat ibadah?”.
“Belum pernah”, kata si Rp.100.000.
Lalu Rp.1000 pun berkata, “Ketahuilah, meskipun keadaanku sekarang seperti ini, namun setiap hari aku selalu mampir di masjid-masjid, berada di tangan anak-anak yatim. Bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidaklah di pandang sebagai nilai oleh para manusia, namun aku di pandang sebagai MANFAAT”.
Akhirnya,, menangislah Rp.100.000. Karena ia tersadar telah merasa besar, hebat, tinggi, tapi tidaklah begitu bermanfaat selama ini.
 =========================================================================
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar